Kuizinkan
fathurrohman
Kuizinkan kau datang
Kuizinkan kau masuk
Kujamu kau,
Hanya dengan senyum biasa
Kuizinkan kau robek dadaku
Kuizinkan kau pamit pergi
Kuantar kau,
Hanya dengan senyum biasa
Februari 2008
Mencari Jejak
fathurrohman
1
Pagi, wajahmu, senyummu kasih,
Kunanti Di sudut bumi
2
Aku tak bisa berpura
Katakan: merdeka dari Ida
3
Sudah, jangan kau suruh
Aku minta apa-apa lagi
Cukup kau temani aku
Malam ini
4
Saat kau tanya: di mana
Nanti tempat tinggal kita berdua?
Aku tak tahu
Karena hidupku masih dalam fatamorgana
5
Ibu, aku tak mau kau bersedih
Aku tak mau kau berduka
Jika air matamu mengalir
Aku ingin segera menghapusnya
6
Semakin lama kau semakin menjauh
Dan terus menghindariku
Sebenarnya bagaimana?
Adakah benci pada diri masing-masing kita
Atau kita mau bilang cinta tapi tak mampu
Dan terus memendamnya
7
Kau kah
Yang menuntunku?
Saat kakiku lumpuh,
Saat cahaya memudar dimataku,
Saat jalan ku sedikit berbelok,
Menuju pembaringanku
8
Yang kita alami sekarang
Hanyalah kenangan hari tua kita
Yang akan kita ceritakan
Kepada anak cucu
Atau kita rahasiakan
Sendiri
9
Hanya sebentuk wajah
Mengiringi tidur dan lamunan
Tanpa permulaan
Tanpa akhir
Dalam rangkaian kata semu
10
Tolong beri aku kepastian
Karena aku tak pernah tahu
Kapan kau benar-benar di sini
Atau tidak sama sekali
11
Pesona itu kemana...?
.............................
12
Jujur saja
Mengapa mesti ada waktu
Untuk sekedar mengenang diriku?
13
Biarlah, cukup kita berdua saja yang tahu
Kalau kita saling mencintai
Jagalah sayangmu padaku sampai malam ini
Karena esok barangkali
Takdir memberi pilihan pada kita
Mengambil jalan yang berbeda
14
Tahukah kau dik,
Mengapa aku mencintaimu?
Karena hanya kau
Yang mampu menyeduh
Secangkir kopi buatku
Tiap hari
13 Oktober 2007
Puisi-Puisi Malam
fathurrohman
1
Malam, bawakan aku
Gemerlap bintangmu
Datanglah, sebelum aku runtuh
Dan siang menggantikanmu
2
Selimutkan kehangatan
Pada bekunya sukmaku
Biar kugapai pesonamu
Sampai mataku kembali terpejam
3
Kumemanggilmu entah yang keberapa
Kepada apa aku berpegang
Dalam gulitamu aku berjalan
Kuminta kau temani aku
Dengan bisikmu yang sesaat itu
4
Aku ingin mengisi
Ruang-ruang malammu yang hampa
Saat lorong-lorong masih kosong
Jalanan masih lengang
Dan subuh belum membuatmu terjaga
5
Sepenggal nafas dan cerita
Kulewatkan bersamamu
Mengais mimpi dan asa
Lewat bait-bait do'a
6
Semakin aku mengenalmu
Semakin aku ingin mendekatimu
Semakin ingin kuselami
Seberapa pekat
Gulitamu
7
Aku pernah bilang
Takkan ada yang menghalangiku
Karena segelap ini pun
Aku masih mampu
Mengingatmu
10 Oktober 2007
Malam Mengubur
Bahrul ulum
seperti malam menguburku pada bulan penuh
bulan purnama. di punggung sayap malaikat mengepak ke arah utara laut. diamdiam ada yang mencari surga di bawah perut bidadari
ada yang meremas dada rataku. Mencari kalaukalau ada sumber telaga yang mampu melegakan kering tenggorokan. batu kali pun tembus oleh angin kecil hujan menemu rahasia mantra tujuh surga
begitu malam menguburku
aku tertutup rapat gelap
samar menyamar dinding kamarku
november`07.00-40